penerapan Metode Project-Based Learning DALAM meningkatkan Motivasi Belajar pADA SISWA kelas 7 SMP NEGERI 1 PAGELARAN
Yusri Hidayati, S.S. 1, Dr. Dra. Masulah, M.A.2, Yos Widiarto, S.Pd.3
SMP Negeri 1 Pagelaran, Universitas Muhammadiyah Surabaya, Universitas Muhammadiyah Surabaya3
[email protected] 1, [email protected]2, [email protected]3
Abstract: Student learning motivation at SMP Negeri 1 Pagelaran Malang is still relatively low, one of the factors that influences low learning motivation is the choice of learning models that are less varied and do not suit the characteristics of students. This research was conducted with the aim of increasing learning motivation through the implementation of a project-based learning model, namely the Project-Based Learning (PjBL) model in grade 7 (seven) students at SMP Negeri 1 Pagelaran. This learning model is carried out with the following steps, namely designing basic questions, preparing a project creation plan, carrying out project activities, monitoring project progress, making an assessment of the project, and evaluating. This research is classroom action research consisting of two classes, namely class 7A and class 7D. This research is demonstrated by the results of the G-form questionnaire with the conclusion showing that the Project-Based Learning (PjBL) model has been proven to increase the learning motivation of grade 7 students at SMP Negeri 1 Pagelaran Malang is 10%, namely 73% in class 7A and an increase of 84% in class 7D. Therefore, the Project-Based Learning (PjBL) model is recommended to be applied in learning. Apart from that, the Project-Based Learning (PjBL) model also has a positive impact on teachers and students, including that students' creativity is awakened by the projects they have to work on. Increased ability to organize groups because students must be able to organize the distribution of tasks so that projects can be completed well, foster a competitive spirit among students so that they become the best group, and learning becomes meaningful and provides deep meaning for students and teachers. The application of the Project-Based Learning (PjBL) model in learning also contributes to the development of educational science and contemporary developments in accordance with the curriculum. Using the Project-Based Learning (PjBL) model includes the five elements of the scientific approach.
Keywords: Project-based Learning, learning motivation, research
Abstrak: Motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Pagelaran Kabupaten Malang masih tergolong rendah, salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar adalah pemilihan model pembelajaran yang kurang bervariasi dan tidak sesuai dengan karakteristik siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar melalui implementasi model pembelajaran berbasis proyek yaitu model Project-Based Learning (PjBL) pada siswa kelas 7 (tujuh) di SMP Negeri 1 Pagelaran. Model pembelajaran ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu merancang pertanyaan mendasar, menyusun rencana pembuatan proyek, menjalankan kegiatan proyek, memantau perkembangan proyek, membuat penilaian terhadap proyek, dan mengevaluasi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas 7A dan kelas 7D. Penelitian ini ditunjukkan oleh hasil angket G-form dengan kesimpulan menunjukkan bahwa model Project-Based Learning (PjBL) telah terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas 7 di SMP Negeri 1 Pagelaran Kab. Malang sebesar 10% yaitu 73% pada kelas 7A dan meningkat 84% pada kelas 7D. Oleh karena itu, model Project-Based Learning (PjBL) disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran. Selain itu model Project-Based Learning (PjBL) juga memberikan dampak positif bagi guru dan siswa, diantaranya adalah kreativitas siswa terbangun dengan adanya proyek yang harus mereka kerjakan. Meningkatnya kemampuan mengorganisir kelompok karena siswa harus dapat mengatur pembagian tugas agar proyek dapat diselesaikan dengan baik, menumbuhkan jiwa kompetitif antar peserta didik supaya menjadi kelompok yang terbaik, dan pembelajaran menjadi bermakna serta memberikan arti mendalam bagi siswa dan guru. Penerapan model Project-Based Learning (PjBL) dalam pembelajaran juga memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pendidikan dan perkembangan zaman sesuai dengan kurikulum. Dalam menggunakan model Project-Based Learning (PjBL) ini sudah mencakup kelima unsur dalam pendekatan saintific.
Kata kunci: Project-based Learning, motivasi belajar, penelitian
PENDAHULUAN
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan seorang guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu tercapainya tujuan pembelajaran adalah siswa dapat memahami dan mengerti mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Untuk mencapai keberhasilan belajar siswa diperlukan peran guru sebagai motivator. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi juga harus menjadi motivator kepada siswa. Hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat. Terkait dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat atau belajar. Jadi tugas guru adalah bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi (Sardiman,2016:75-76).
Dalam proses belajar diperlukan partisipasi aktif siswa. Hal tersebut jauh lebih baik dari pada siswa yang pasif dengan hanya mendengarkan informasi. Untuk itu perlu adanya stimulus yang diberikan guru agar siswa termotivasi untuk belajar lebih baik terhadap materi yang disampaikan (Munirah, 2018).
Salah satu faktor yang menentukkan kelancaran siswa dalam belajar adalah motivasi belajar. Menurut Indaryati (2015), Motivasi adalah salah satu penggerak dari dalam hati individu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar peserta didik dapat dipupuk dengan mengikut sertakan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Motivasi sangat dibutuhkan seseorang karena motivasi sebagai pemicu manusia untuk melakukan perbuatan, menentukan arah, dan menyeleksi perbuatan (Pratiwi, 2015).
Permasalahan yang dialami di SMP Negeri 1 Pagelaran Malang pada siswa kelas 7 terungkap setelah dilakukan observasi adalah kurangnya motivasi belajar. Hal ini dilihat pada saat proses pembelajaran, siswa kurang bersemangat mengikuti pembelajaran, berbicara sendiri, dan kurang memperhatikan/ kurang focus pada saat guru menyampaikan materi pelajaran. Hal ini terjadi karena guru cenderung menggunakan metode ceramah tanpa melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dan kurang bersemangat dalam belajar.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mencoba mencari model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang akan digunakan untuk
meningkatkan motivasi belajar kelas 7 SMP Negeri 1 Pagelaran adalah Model Project-Based Learning (PjBL). Model ini adalah salah satu model pembelajaran yang sesuai dan dapat mengatasi permasalahan secara efektif di dalam kelas (Fikriyah, 2015). Kegiatan belajar akan berjalan efektif jika dijalani dengan perasaan senang dan dorongan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran dengan kata lain ada minat untuk belajar (Baharuddin, 2014). Model Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang bersifat kontekstual karena diharapkan dapat merubah cara belajar peserta didik secara mandiri dengan meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan kreativitas siswa dalam berkarya, memunculkan ide-ide kreatif serta melatih berpikir kritis dalam menyikapi suatu masalah yang dihadapi di dunia nyata (Al-Tabany, 2014).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuin dan menganalisi penerapan Model Project-Based Learning (PjBL) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas 7 SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun ajaran 2023/2024. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan
sekolah. Penelitian ini memberikan manfaat diantaranya adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, melatih siswa aktif dalam proses pembelajaran serta meningkatkan keterampilan bekerja kelompok.
METODE
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasi-experimental design) dengan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas siswa SMP Negeri 1 Pagelaran, di mana satu kelas menerapkan metode PjBL (7D) dan kelas lainnya menerapkan metode pembelajaran konvensional sebagai kelompok kontrol (7A).
Teknik pengumpulan data minat belajar siswa menggunakan angket G-form. Angket yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa menggunakan model pembelajaran project-based learning. Penelitian ini menggunakan angket bentuk skala sikap. Adapun skor yang diberikan untuk mengetahui minat belajar peserta didik menggunakan model pembelajaran project-based learning menggunakan 4 alternatif jawaban yang bergerak dari 1-4.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan terhadap hasil angket yang ditunjukan kepada siswa sehingga dapat diketahui bagaimanakah peningkatan minat belajar siswa menggunakan model pembelajaran project-based learning. Penelitian ini menggunakan analisis dengan persentase. Persentase skor dapat diketahui dengan membaca isian yang ada dilembar instrument. Dapat dipastikan semakin tinggi persentase suatu pernyataan maka semakin besar tingkat keterlaksanaan.
HASIL
Setelah dilakukan hasil analisis deskriptif oleh peneliti diperoleh hasil peningkatan motivasi belajar dalam penerapan model Project-Based Learning yang dijelaskan pada Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Skor Penerapan Model PjBL dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 7
Indikator ke- |
Frekuensi kelas 7A |
Persentase Kelas 7A |
Frekuensi Kelas 7D |
Persentase Kelas 7D |
Persentase Kenaikan |
1 |
275 |
83% |
349 |
97% |
14% |
2 |
277 |
84% |
344 |
96% |
12% |
3 |
246 |
75% |
292 |
81% |
7% |
4 |
220 |
67% |
272 |
76% |
9% |
5 |
252 |
76% |
310 |
86% |
10% |
6 |
182 |
55% |
243 |
68% |
12% |
Jumlah |
1452 |
73% |
1810 |
84% |
10% |
Gambar 1. Perolehan skor per indikator pada penerapan model PjBL dalam meningkatkan motivasi belajar
Secara umum hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar dalam penerapan model PjBL dengan presentase kenaikan sebesar 10% yang ditunjukkan dengan persentase pada kelas 7A memperoleh 73% dengan kategori baik kemudian meningkat pada kelas 7D menjadi 84% dengan kategori sangat baik.
Secara khusus hasil penelitian dapat dirinci menjadi enam indikator, yaitu: 1) Tekun menghadapi tugas; 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa); 3) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah; 4) Senang bekerja mandiri; 5) Dapat mempertahankan pendapatnya; 6) Senang mencari dan memecahkan masalah pada soal-soal. Masing-masing indikator akan dijabarkan pada setiap kelas sebagai berikut:
Hasil Penelitian Kelas 7A
Hasil penelitian pada kelas 7A menunjukkan persentase yang berbeda-beda pada setiap indikator, yaitu: 1) Tekun menghadapi tugas memperoleh presentase pada kelas 7A sebesar 83% dengan kategori baik; 2) Ulet menghadapi kesulitan (Tidak mudah putus asa) memperoleh 84% pada kelas 7A dengan kategori baik; 3) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah memperoleh 75% pada kelas 7A dengan ketegori baik; 4) Senang bekerja mandiri memperoleh 67% pada kelas 7A dengan kategori cukup baik; 5) Dapat mempertahankan pendapatnya memperoleh 76% pada kelas 7A dengan kategori sangat baik; 6) Senang mencari dan memecahkan masalah pada soal-soal memperoleh 55% pada kelas 7A dengan kategori kurang baik.
Hasil Penelitian Kelas 7D
Berdasarkan angket motivasi belajar dan observasi tindakan pada kelas 7A, selanjutnya dilakukan refleksi. Kekurangan yang ditemui pada kelas 7A diperbaiki pada kelas 7D.
Peningkatan yang terjadi pada kelas 7D menunjukkan angka yang berbeda-beda pada masing-masing indikator. Indikator pertama tentang Tekun menghadapi tugas memperoleh presentase pada kelas 7D sebesar 97% dengan kategori sangat baik; kemudian pada indikator kedua tentang Ulet menghadapi kesulitan (Tidak mudah putus asa) pada kelas 7D memperoleh sebesar 96% dengan kategori sangat baik; Pada indikator ketiga memperoleh kenaikan presentase 81% dengan kategori baik dengan indikator menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah; pada indikator ke empat senang bekerja mandiri memperoleh kenaikan presentase sebesar 76% dengan kategori baik; Selanjutnya pada indikator kelima dapat mempertahankan pendapatnya memperoleh presentase kelas 7D sebesar 86% dengan kategori sangat baik. Kemudian pada indikator terakhir tentang senang mencari dan memecahkan masalah pada soal-soal memperoleh presentase sebesar 68% dengan kategori cukup baik.
Presentase peningkatan dari kelas 7A dan kelas 7D menunjukkan perbedaan pada setiap indikator. Indikator pertama Tekun menghadapi tugas memperoleh presentase kenaikan dari kelas 7A ke kelas 7D sebesar 14%. Indikator kedua Ulet menghadapi kesulitan (Tidak mudah putus asa) memperoleh presentase kenaikan sebesar 12%. Indikator ketiga Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah menunjukkan presentase kenaikan dari kelas 7A ke kelas 7D sebesar 7%. Pada indicator keempat Senang bekerja mandiri menunjukkan kenaikan presentase sebesar 9%. Indikator kelima Dapat mempertahankan pendapatnya memperoleh presentase mengalami kenaikan presentase dari kelas 7A ke kelas 7D sebesar 10%. Dan indikator terakhir tentang Senang mencari dan memecahkan masalah pada soal-soal memperoleh kenaikan presentase dari kelas 7A ke kelas 7D sebesar 12%.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pemaparan di atas, penerapan model PjBL dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan sudah memenuhi indikator keberhasilan. Hal tersebut dapat berdampak pula pada peningkatan hasil tes formatif yang dikerjakan oleh siswa secara mandiri di akhir pembelajaran. Selain meningkatnya motivasi belajar, penggunaan model Project-Based Learning (PjBL) dalam pembelajaran juga memberikan dampak pengiring, yaitu: (1) kreativitas, meningkatnya kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkolaborasi, dan kemampuan berinteraksi peserta didik terbangun dengan adanya proyek yang harus mereka kerjakan; (2) Meningkatnya kemampuan mengorganisir kelompok karena siswa harus dapat mengatur tugas agar proyek dapat terselesaikan dengan baik; (3) menumbuhkan jiwa kompetitif antar peserta didik supaya menjadi kelompok yang terbaik; dan (4) pembelajaran lebih bermakna serta memberikan arti terdalam bagi siswa dan guru; (5) siswa dapat lebih menjadi aktif dalam pembelajaraan.
Penerapan model Project-Based Learning (PjBL) dalam pembelajaran memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pendidikan dan perkembangan zaman sesuai dengan kurikulum. Dalam menggunakan model Project-Based Learning (PjBL) ini sudah mencakup kelima unsur dalam pendekatan saintific (mengamati, mengkategorikan, menjodohkan, menganalisa, membuat dan mengkomunikasikan/menyimpulkan).
Pembelajaran ini juga bersifat menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri. Selain pada domain pengetahuan dan keterampilan, pembelajaran ini juga membantu menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Dampak instruksional yang ingin dicapai dalam penerapan PPK adalah keterampilan siswa dalam kolaboratif, melatih kedisiplinan, dan tanggung jawab.
Maka dari itu peneliti menerapkan model Project-Based Learning (PjBL) agar motivasi belajar dapat meningkat serta pembelajaran yang dilakukan juga bermakna bagi siswa agar materi yang dibagun berdasarkan pengalaman belajarnya sendiri dapat menjadi bagian penting yang akan selalu diingat oleh siswa.
KESIMPULAN
Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dapat ditingkatkan dengan menerapkan model Project-Based Learning (PjBL). Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil angket G-form yang menunjukkan pada presentase kelas 7A sebesar 73% dan mengalami peningkatan pada kelas 7D menajdi 84%. Selain itu model Project-Based Learning (PjBL) memberikan dampak positif bagi guru dan siswa, diantaranya: kreativitas siswa terbangun dengan adanya proyek yang harus mereka kerjakan. Meningkatnya kemampuan mengorganisir kelompok karena siswa harus dapat mengatur pembagian tugas agar proyek dapat diselesaikan dengan baik, menumbuhkan jiwa kompetitif antar peserta didik supaya menjadi kelompok yang terbaik, dan pembelajaran menjadi bermakna serta memberikan arti mendalam bagi siswa dan guru.
DAFTAR PUSTAKA
Agil, L., & Pratiwi, D., (2015), Pengembangan BahanBerbasis Kontekstual Pada Mata Kuliah Biologi Umum, Jurnal Pendidikan Biologi 6 (1): 23-25.
Al-Tabany, T. I. B. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual (T. Trianto, Ed.). Jakarta: Prenada Media Group.
Baharuddin, I. (2014). Efektivitas penggunaan media video tutorial sebagai pendukung pembelajaran Matematika terhadap minat dan hasil belajar peserta didik SMA negeri 1 Bajo kabupaten Luwu Sulawesi Selatan. Jurnal Nalar Pendidikan. Vol.2, No.2, 144-151.
Fikriyah, M., & Gani, A. A. (2015). Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Disertai Media Audio-Visual Dalam Pembelajaran Fisika Di Sman 4 Jember. Jurnal pembelajaran fisika, 4(2).
Indaryati, I., & Jailani, J. (2015). Pengembangan media komik pembelajaran matematika meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V. Jurnal Prima Edukasia, 3(1), 84-96.
Munirah. (2018). Prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran (Perhatian dan Motivasi, Keaktifan, Keterlibatan Langsung, Pengulangan, Tantangan, dan Perbedaan Individu. AULADUNA.: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia: Vol 5, No. 1 116-125.
Sardiman.(2016). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Leave a Reply